[FF] The Missing “GO ARA” – Chapter 1 (She’s Back)

SHE’S BACK

Seorang yeoja bertubuh ramping dengan rambut berwarna hitam kecoklatan nan dibiarkan terurai tampak keluar dari bandara internasional Incheon. Senyuman cerah yang dikembangkannya secara kentara menampakkan kegembiraan tersendiri yang tergambar jelas di wajah berserinya. Wajah gembira akan terobatinya rasa rindu terhadap negara kebangsaannya yang telah ia tinggalkan selama kurang lebih 6 tahun untuk melanjutkan sekaligus menyelesaikan studinya di London.

Namun, sungguh tak disangka, 6 tahun studi yang ia tempuh itu bukanlah sebuah tindakan seperti yang telah dirancangkan sebelumnya. Hal itupun di luar dugaan yeoja keturunan dari keluarga Go ini. Studi yang seharusnya dapat ia rampungkan hanya dalam kurun waktu 4 tahun bersama kekasihnya,  ditambahlah waktu olehnya menjadi 2 tahun lagi tinggal di London untuk melanjutkan studi ke tingkat Strata 2. Entah demi apapun, sejujurnya bukan semata-mata untuk pendidikan tujuan utamanya melanjutkan dua tahun studi Strata 2 tersebut. Lebih tepatnya adalah untuk menjauhkan dirinya dari namja, atau lebih tepatnya kekasih yang disebutkan orang tuanya sebagai calon suaminya kelak.

Entah apa yang ada di benak yeoja ini pula, sesampainya di Korea ia bukannnya bergegas pulang menuju rumah keluarganya, ia justru memutuskan untuk menemui mantan calon suami pilihan Eomma-nya itu, yang sebenarnya hubungan mereka telah berakhir 2 tahun silam. Dengan bermodalkan kendaraan taxi, ia hendak menuju restaurant yang telah ditentukan untuk tempat keduanya bertemu. Belum sempat ia mencari taxi yang hendak membawanya pergi, mendaratlah sebuah mobil sport berwarna merah tepat di depannya, sontak ia pun kaget dan hanya melemparkan pandangan dengan wajah terkejutnya ke arah si pengendara mobil tersebut. Sedangkan sang pengendara mobil itu menunjukkan senyum yang menggoda kepada sang gadis.

Agasshi, namja ini siap mengantarmu kemanapun kamu pergi,” ujarnya sambil tersenyum bangga.

Ara terdiam sejenak, berpikir dan mencoba mengamat-amati muka namja dalam mobil yang berada tepat di depannya ini. Sejenak ia berpikir, 2 tahun tidak bertemu dengan namja ini, cukup membuatnya merasa asing dan sedikit tidak mengenali wajahnya. Namun, dengan jelas ia mengenali suara lembutnya yang tak pernah berubah.

Jeez, kamu bilang tidak akan menjemputku, Oppa,” timpalnya kemudian.

“Mana mungkin aku tidak menjemput yeoja yang telah menemaniku selama 4 tahun hidup di London. Tentu kepulangannya tak bisa kuabaikan begitu saja. Aku tak boleh melewatkan saat-saat seperti ini, bukan?” kali ini kata-katanya hanya dibalas dengan senyum sudut oleh sang yeoja.

Cha, masuklah cepat…!!!” pintanya kemudian.

Kemudian, mobil itu melaju kencang menuju restaurant tempat mereka janji bertemu sebelumnya.

*****

01.30 p.m.

Di Romance Resto

“Hya, Hyung-deul! Uri Changminnie sudah berhasil menggaet pujaan hatinya rupanya,” ujar namja bersuarakan khas dolphin, Kim Junsu.

“Yaaa!!! It’s very good, Changmin-ah. How did you do that?” tambah Yoochun yang duduk persis di samping namja bernama Changmin yang tengah hangat dalam perbincangan mereka kali ini. Yang bersangkutan hanya diam dengan muka masam yang pernah ada, tanda tak senang dengan pembicaraan yang menyinggung tentang dirinya ini.

Aigooo! Uri Changmin sudah besar sekarang, sudah pintar menggaet cewek rupanya dia,” Jaejoong tak mau kalah berkomentar.

“Ee! Siapa dia, Changmin-ah? Yeon Hee-sshi?” tuduh Yunho.

Junsu semakin membuat hati Changmin panas dengan perkataannya yang satu ini, “Tentu saja, Hyung! Siapa lagi yeoja idamannya selama ini kalau bukan dia si muka imut, Lee Yeon Hee Noona baginya, Ue Kyang Kyang…..!!!!!”

“Jangan katakan itu di depanku, Hyung! Keumane, keumanago! Aku tidak suka pembicaraan ini. Ganti topik!” tukas Changmin kesal.

Aish, kamu kan hanya perlu mengakui, Changmin-ah! Akui saja! Kami pasti mendukungnya sepen…” belum sempat Yunho menyelesaikan perkataannya, sudah ditubruk dengan omelan Changmin yang mendadak membuat Yunho terpaku.

 “Kau sendiri bagaimana, Hyung! Tak mau mengakui perasaanmu pada pujaan hati masa remajamu hingga kini, bahkan tak mau mencari yang lain selain dirinya. Kami semua tahu, bukan semata karena kau berhutang rasa bersalah padanya, tapi kau juga menyimpan hati padanya.  Kau sendiri yang menutup-nutupinya dari kami berempat. Padahal dengan jelas kami sudah mengetahui semuanya, bahkan secara detail tentang kau dan teman masa sekolah kelammu itu. Aku hanya tak ingin membahas hal pribadiku kepada kalian berempat, kenapa kalian jadi sok-sok menasihatiku, sih?”

Yunho terdiam menunduk. Yang lain justru kaget dengan gertakan Changmin yang demikian mak-jleb-nya terhadap Hyung-nya. Junsu terlihat gelisah dengan menjawil-jawil lengan Jaejoong. Jaejoong justru memandang Yunho yang membeku, sedangkan Yoochun memandangi Changmin yang tak berekspresi memandang kemanapun dia ingin tanpa memedulikan bahwa perkataannya baru saja membuat keempat yang lainnya benar-benar tak tahu apa yang harus dikatakannya. Hingga akhirnya Yoochun memberanikan diri untuk menanggapi omelan Changmin tadi.

Hyung, sebenarnya tak ada salahnya kan kalau Hyung mulai mencari yeojachingu yang sesuai denganmu.”

“Memang tak ada yang salah, Yoochun-ah. Aku yang salah, aku yang tak bisa jujur dengan perasaanku sendiri. Aku yang tidak bisa membuka hatiku untuk orang lain selain dia. Bagaimanapun …..”

Go Ara!!!”

“…”

Ara!!!

Perkataan Yunho terhambat akan keadaan sekitar yang membuatnya menolehkan kepalanya ke arah meja yang lain yang ada di sekelilingnya. Samar-samar bahkan ia mendengar suara yang menyerukan nama yeoja yang sangat dekat dengannya sekaligus menjadi pujaan hatinya pada masa sekolahnya dulu, yaitu yeoja bernama ‘Go Ara’, yeoja yang tengah ia bicarakan dan renungkan saat ini bersama keempat kawannya. Namun, itu semua mungkin hanya halusinasi saja baginya.

Waeyo, Hyung?” tanya Yoochun penasaran.

“Ah, ani, aniyo,” jawab Yunho.

“Lanjutkan saja, Hyung!” Junsu berkata, tak sabar mendengar pengakuan Yunho.

Ani, tak usah bahas masalah ini lagi.”

“Setidaknya cobalah pendekatan dengan seorang yeoja, Hyung!” saran Yoochun.

“Benar, Hyung! Kau benar-benar tidak pernah dekat dengan seorang wanita pun semenjak Go Ara itu pergi, kan?” tambah Junsu dengan polosnya.

Hya, aku tahu Yunho itu tipe namja yang setia, dia tidak mudah melupakan serta meninggalkan segala sesuatu begitu saja, apalagi masalah wanita,” tambah Jaejoong.

“Ini lebih dari kesetiaan, Hyung, tapi ini ketertutupan! Yunho-Hyung menutup hatinya serapat mungkin demi mempertahankan cinta dan perasaannya hanya untuk Ara itu. Dalam hal seperti ini, contohlah Yoochun-Hyung, Hyung! Dia dengan mudah membuka hati kepada yeoja yang berpeluang jatuh ke pelukannya, bahkan tak tanggung-tanggung, kan? Yeoja di dunia ini tidak hanya Ara saja, Hyung!” timpal Changmin semakin emosi.

Keumanae, Changmin-ah!” tegur Jaejoong. “Aku tahu bagaimana komitmen Yunho dengan Go Ara, jadi memang tidak mudah baginya untuk….”

Araseo, araseo. Terserah saja,” jawab Changmin pasrah.

*****

01.30 p.m.

Di Romance Resto

Di sisi lain, di waktu yang sama serta tempat yang sama pula, Go Ara dan Oppa-nya, Jung Yong Hwa tengah menikmati hidangan lunch-nya sambil dengan asyiknya berbincang-bincang.

Modu arayo?? Oppa adalah orang pertama yang kutemui setibanya di Korea ini,” ujar Ara mengawali pembicaraan.

Keoreomnyeo! Aku yang menjemputmu. Tentu saja aku yang pertama.”

Sasshili, orang yang kuharapkan pertama kali menjemputku juga. Hehe,” tambah Ara tersipu malu.

Geuraeyo? Tidakkah kamu ingin menemui Eomma, Eonni, atau pun Oppa-mu itu?”

Later! Pasti aku akan menemuinya, Eomma, Eonni ddo,” jawabnya singkat.

“Hei, lalu kamu tidak akan pulang ke rumah?”

“Ehm, sementara aku akan tinggal di apartemen dulu saja.”

“Hya, igeon Go Ara, benarkah sudah bertambah dewasa? Pulanglah! Apa tujuanmu kembali kalau bukan untuk bertemu mereka? Ayolah Ara!”

Shireo,” tukasnya sambil memalingkan pandangannya, berharap masalah ini tidak akan terbahas lagi olehnya.

Go Ara!!!”

“…”

Kau mendengarku? Ara?”

“…”

“Ara?”

Arasseo, aku hanya menunggu waktu yang lebih tepat untuk menjelaskan semuanya,” balas Ara setelah tidak berkata apapun sebelumnya.

“Tapi itu akan menambah kemarahan Ahjummeoni padamu.”

Sanggan eobseoji. Aku tidak peduli. Aku hanya perlu menata hatiku terlebih dahulu, Jung Yong Hwa-Oppa? Tidak bisakah Oppa memahamiku?”

Arasseo keoreom,” jawab Yong Hwa pasrah serta tak rela.

“Hei, ayolah Oppa. Oppa tahu aku. Cepat atau lambat aku juga akan menemui mereka, oh?”

“…”

Oppa!”

Mian, Ara-yah. Tapi aku punya janji lain dengan seseorang. Kamu tak apa kan kutinggal?”

Oppa marah padaku?”

Ani. Tapi aku memang harus pergi. Eotteokhae?”

“Hmm, Pergilah!”

Gwenchanha?” tanya Yong Hwa memastikan.

Mwoga gwenchanha? Keoreom gwenchanhayo.”

“Aku akan kirimkan supir untuk mengantarmu setelah ini. Ah, masalah apartemen juga,”

“Oh. Khayo! Jinsimi!” balas Ara melanjutkan melahap dessert-nya. Yong Hwa berlalu begitu saja dengan tergesa-gesa.

*****

02.00 p.m.

Di Romance Resto

 “Hyung! Let me show you! Kau lihat yeppeun yeoja yang duduk sendirian di belakangmu itu?” kata Yoochun tiba-tiba ingin menyombongkan diri. “Seorang namja yang bersamanya baru saja meninggalkannya pergi. Lihat ya! Aku akan menaklukkan dia,” tambahnya seraya bangkit berdiri mendekati keberadaan sang yeoja.

Annyeonghaseyo! Tempat ini kosong? Bolehkah aku duduk di sini? Teman-temanku di sebelah sana tidak menyisihkan tempat duduk untukku,” Yoochun mengawali pembicaraan dengan ramah sambil menunjuk meja tempat keempat temannya bersemayam.

Si yeoja mengangguk, “Ne. Silahkan!”

Gomapseumnida. Tapi, tidak apa-apa, kan, aku di sini? Aku tidak akan kena marah, kan?” tanya Yoochun meyakinkan yeoja di hadapannya.

Ne? Kena marah? Nuguseyo?”

“Ehm, namja yang tadi bersamamu. Mungkin dia…”

“Ah, anieyo! Dia hanya teman dekatku saja. Gwaenchanhayo.”

“Oh… Arasseyoo. Nampaknya,,,, kau akan berpergian?”

“Tidak, aku habis berpergian,” balasnya sambil tertawa kecil.

“Ehm, tapi ngomong-ngomong kita belum berkenalan. Naneun Park Yoochun imnida,” ucap Yoochun memulai aksinya.

“Aah, naneun nyoNan Go.. Go Jun Hee imnida. Bangapseumnida,” balas Ara asal saja. Ia tampak seperti mulai mencurigai tingkah namja yang satu ini. Siapa tahu namja ini menggodanya dan bermaksud jahat padanya. Dengan mengaku bernama Go Jun Hee tentunya tidak mudah bagi namja bernama Park Yoochun ini untuk mencarinya di kemudian hari jika memang ia bermaksud menggoda ataupun melakukan kejahatan padanya. Next time, we are not going to meet anymore, pikirnya.

 “Silyehamnida, nan… aku akan ke toilet sebentar,” tambahnya kemudian.

Sementara Yoochun ditinggal sendirian, ia mulai memamerkan keahliannya dalam menaklukkan yeoja kepada kawan-kawannya.

Hya, dia single rupanya. Namanya Go Jun Hee,” bisik Yoochun kepada keempat temannya di meja seberang. “Akan kukenalkan juga pada kalian. Tenang saja, dia sangat welcome dan friendly,” bisiknya lagi sangat antusias. Namun sangat disayangkan tak ada respon yang antusias juga dari keempat sahabatnya ini. “Hya, dia datang. Jansiman!”

“Ehm.. So, Go Jun Hee-sshi, katamu kamu habis berpergian. Apakah aku boleh tahu …?”

“Dari London. Aku baru saja menyelesaikan kuliahku di sana.”

“Aah, pantas. Kau, seperti, baru di sini,” balas Yoochun sekenanya. “Ah, Go Jun Hee-sshi, aku punya banyak teman di meja sebelah sana. Maukah kamu berkenalan dengan mereka juga? Supaya kamu cepat dapat banyak teman di sini, eotteokhae?”

“Baiklah,” jawabnya santai sambil tersenyum manis ke arah teman-teman Yoochun.

*****

So, friends, let me introduce this beautiful girl. This is Go Jun Hee from London. Is it right?”

Ne,” jawab perempuan itu.

Rupanya jawaban singkat dengan menggunakan Bahasa Korea dari yeoja yang mengaku bernama Go Jun Hee itu mengundang tawa dari ketiga di antara namja yang tengah duduk melingkar di hadapan Yoochun, yakni Jaejoong, Junsu, serta Changmin. Mereka jelas menertawakan Yoochun yang dengan sangat bergayanya menggunakan Bahasa Inggris, namun responnya hanya demikian. Namun, entah Yunho sedang tidak mengaktifkan koneksi otaknya atau entah bagaimana, dia tidak ikut memundurkan bibirnya sedikit pun untuk ikut tertawa, hanya ekspresi datar saja yang ia tunjukkan.

Annyeong! Nan Kim Junsu imnida,” Junsu mengawali memperkenalkan diri dengan antusias.

“Hai, Kim Jaejoong imnida.”

“Kim Jaejoong-Songsaengnim lebih tepatnya, dia seorang dokter,” timpal Yoochun.

“Jangan katakan itu! Kau membuatku menunda waktu perkenalanku, Hyung! Haish!” gerutuk Changmin,  “Nan Shim Changimin imnida.”

Yunho imnida. Bangapseumnida.”

Ne?” ucap Ara spontan, menunjukkan keterkejutannya yang secara tiba-tiba.

Waeyo?” tanya Yunho.

Ani … Seperti familiar dengan namamu,” balas Ara agak ragu sambil berpikir sejenak. “Ah, mungkin hanya pernah dengar saja,” timpalnya kilat sambil tertawa kecil.

 “Ani, nan saenggakhae, jika kamu familiar dengan namaku, aku merasa familiar dengan wajahmu,” sahut Yunho memandang muka yeoja di hadapannya dengan tajam.

Ne?” sontak Ara terkejut sambil memandang ke arah Yunho.

“…”

Hya! Hyung! Don’t be too meant!” ujar Yoochun memisahkan jarak pandang antara keduanya seraya memandang Yunho tajam dan mulutnya membentuk kata “modus” tanpa mengeluarkan suara yang mungkin bisa menimbulkan kecurigaan pasti dari Go Jun Hee atau lebih tepatnya Go Ara. Yang lain tertawa keras melihat Yoochun yang demikian takutnya sang yeoja direbut oleh Yunho. Kemudian, Yunho hanya terdiam, tidak bernafsu untuk memulai pembicaraan lagi.

“Aku sangat senang dapat bertemu dan berkenalan dengan kalian. Aku merasa mendapat banyak teman baru setelah kepulanganku ke Korea ini. Gomapseumnida,” ucap Ara.

Sesaat saja setelah Ara berucap hal demikian, seseorang datang menghampirinya dan memberitahukan sesuatu hal kepadanya.

Anyeonghaseyo, Agasshi. Saya datang atas perintah Tuan Jung untuk menjemput Go Agasshi. Barang-barang Nona sudah kami bereskan semuanya,” ujar seorang supir yang kerap dipanggil Pak Jang oleh Yong Hwa, yang ternyata datang untuk menjemput Ara.

Ne, Kamsahamnida. Aku akan segera ke mobil setelah ucapkan salam pada temanku,” balasnya.

Ne, Algeseumnida, Agasshi. Ah, Apartemen yang akan Nona tempati ada di Rainbow Apartment, lantai 12, kamar no……”

Aa, dweoseoyo. Na arayo. Apartemen Tuan Jung, kan? Aku masih ingat. Kau tidak perlu memberitahukannya dengan jelas di hadapanku dan teman-temanku. Kau bisa meninggalkanku lebih dulu,” sela Ara sambil berbisik mencoba untuk tidak membuka detail alamatnya di hadapan orang-orang yang baru dikenalnya ini. ‘Aish! I’m in a big trouble,’ timbangnya dalam hati.

Chokiyo, jweisonghamnida.  Tetapi nampaknya, aku harus pergi sekarang.”

Geuraeyo! Kamu harus pulang ke rumahmu. Kamu pasti sangat merindukan keluargamu,” sahut Junsu.

Ne?” ucap Ara yang terkejut. Kemudian ia baru memahami maksud perkataan teman barunya itu dan langsung mengkonfirmasinya,“Ne, majyeoyo.”

“Tadinya aku mau mengantarmu, tapi ternyata sudah ada yang menjemputmu. Keoreom, jinsimi doragaseyo,” tambah Yoochun.

“Dweottenikayo. Gwaenchanhayo,” ujarnya sambil tersenyum kecil.

“Kalau begitu, annyeong! See you…” kata Jaejoong. “Ne. Annyeongi khesseyo,” sahutnya sambil lalu dengan raut muka yang seakan berkata, ‘Tidak akan pernah aku bertemu dengan kalian lagi, aku bukanlah diriku saat ini.’

*****

“Yunho-Hyung! Don’t you try to steal my gebetan, okay?”

Maldo andwae! Bukannya sebelum ini kalian sendiri yang bilang kalau aku menutup hatiku sangat rapat untuk Go Ara seorang? Kenapa kamu menakutkan hal seperti itu sekarang, ha?” terang Yunho mengklarifikasikan dugaan Yoochun yang jelas salah tentang dirinya yang seperti hendak mencuri Jun Hee dari sisi Yoochun.

Bukan begitu juga, Hyung! Tadi sepertinya kau mulai tertarik dengan Go Jun Hee sih, jadi kan aku khawatir saja kau akan …”

“Tadi itu aku hanya berpikir bahwa aku mengenal wajahnya. Seperti … Ah, Lupakan! Aku mulai kembali lagi pada topik yang kalian tidak sukai. Keumane!” Yunho sewot sendiri setelah berkata demikian, kemudian ia pergi begitu saja meninggalkan yang lain.

“Hah, yang ada di benaknya hanya Go Ara saja dari dulu. Kapan dia move on sih?” tukas Changmin emosi.

“Biarkan sajalah! Terserah dia mau bagaimana,” ujar Jaejoong.

“Lagian kau juga Yoochun-Hyung! Kau bilang Yunho-Hyung seperti tertarik dengan Jun Hee-sshi. Bukankah itu bagus juga untuk dia? Bukannya tadi kamu memang mau menunjukkan dia pada Yunho-Hyung?” tambah Junsu meluruskan masalah ini.

“Iya, benar juga sih. Kenapa aku sendiri jadi menginginkan Jun Hee juga, ya? Tapi Jun Hee-sshi begitu cantik, makanya aku … Aw!” Yoochun merasakan sesuatu mendarat di keningnya. Tentunya bukan sebuah kecupan manis. Yang ada adalah sentilan tangan Jaejoong.

“Ingat! Kamu sudah punya Park Min Young! Mau dikemanakan dia, ha?” gertak Jaejoong. “Arasseo. Arasseo. Pulang saja lah kalau begitu. Kkaja!” balas Yoochun pasrah sambil beranjak.

To Be Continued

*****

Leave a comment